Mood : lagi merenung donk
Cuaca: berawan dan hangat
Snack : minum Gin and Tonic
Song : forever in love dari Kenny G
Genre : easy listening
Tanggal : 12 November 2007
Dedikasi : seseorang yang kusayang
Semalam aku dicurhatin sama seorang teman lamaku, teman SMA ku. Dia mengeluhkan tentang beratnya beban tugas pekerjaannya di kantornya. Juga mengurusi familinya dan sebagainya. Ya namanya juga orang hidup, jadi ya mesti melewati segala derita dan cobaan khan? Tapi kadang memang ada baeknya, bila kita bisa sejenak curhat pada seseorang yang bisa dipercaya. Sehingga beban kita sedikit berkurang. Punya famili itu baek, karena kita bisa curhat pada pasangan kita. Namun kadang tingkat kejenuhan dalam famili sudah semakin tinggi, sehingga terkadang kita butuh orang laen.
Setelah itu, aku mendapat curhat dari teman lamaku yang laen. Sebulan yang lalu dia putus sama cowo nya yang juga teman lamaku. Jujur aja, meskipun mereka sudah putus sejak sebulan yang lalu, aku baru tau ya hari minggu kemaren. Hari sabtunya sih aku dah dapet beberapa miskol darinya, tapi karena dia sudah tidak kontak aku sejak akhir Juni lalu, kupikir dia hanya salah pencet aja. Hehehe… tapi sementara itu si cowonya juga sudah mengabari aku, kalo hubungan mereka resmi sudah putus. Memang sih, aku yang mencomblangi mereka pada awalnya, tapi kemana arah hubungan kita, khan cuman mereka berdua yang membawanya. Mereka bahkan sudah memikirkan untuk membuat katekumen pranikah. Maklumlah mereka khan katolik, orang katolik kalo mau nikah dianjurkan buat katekumen yang bisa dibuat secara pribadi. Begitu serius hubungan mereka, tapi ternyata bisa kandas juga ya…hmmm…
Setelah mendengarkan curhatannya sekitar dua jam serta memberinya nasehat yang mungkin berguna baginya, akhirnya aku mengambil spray air ku untuk keluar sebentar ke halaman dan mulai menyemprot tanaman-tanaman hias di sana. Langit berawan tebal sejak siang hari tadi, tapi hujan tak kunjung tiba. Tadi sore waktu aku keluar belanja keperluan sehari-hari, aku sempat ngobrol dengan pembantuku tentang awan tebal yang menaungi kita. Dia juga ada mengeluhkan kenapa tidak turun hujan sejak seminggu ini. Memang sih, tanda-tandanya dari tadi sore sudah pasti akan turun hujan deras, langit menjadi gelap dan suhu menurun satu dua derajat. Tetapi ya itu tadi, kita semua dibohongi oleh langit, karena kini kuliat awan di langit kian menipis dan perlahan tapi pasti mulailah tampak bintang-bintang di langit. Si bintang tiga sejoli sudah mulai menampakkan batang hidungnya di ufuk timur, itu lho tiga bintang yang letaknya segaris bila diamati dari bumi. Ah, aku jadi teringat lagi pada bintangnya Albert Einstein sewaktu kuliah fisika teori dulu, dimana diceritakan ada konstelasi dari lima bintang berbentuk salib yang disebabkan ada pantulan dan pembiasan dari black hole di depan bintang yang ada di tengah, jadi keempat bintang laennya itu sebenarnya hanya bayangan semu belaka, hehehe… tapi tak apalah, tidak ada awan artinya tidak ada hujan dan itu juga berarti tidak ada bahaya banjir, hehehe… memang dari segala sesuatunya kita harus meliat dan menilainya dari segi positiv nya. Tol? Bentol sekali…
Aku juga teringat SMS dari Pue Swan malam ini yang menceritakan betapa capenya dia karena tiap hari, dia harus pagi-pagi sekali ke rumah sakit RKZ yang terletak di Surabaya Tengah agak ke Selatan dan itu relativ jauh dari rumahnya di Kebalen daerah Surabaya Utara sana untuk bertemu dengan dokternya. Maklum dia khan harus mulai bekerja jam delapan di daerah Surabaya Tengah rada ke Timur. Hehehe…bingung khan? Ah ga penting, aku cuma mau bilang, dia harus mondar mandir, pagi ke rumah sakit, terus bekerja dan sorenya sepulang kantor dia harus ke rumah sakit lagi. Cangkruk di sana sampai malam hari. Setelah mendapat SMS itu, aku langsung minta dia segera tidur. Karena dia harus fit dan staminanya tidak bole drop karena dia harus melakukan rutinitasnya seperti biasa selama papanya masi di rumah sakit. Syukurlah, rupanya dia menuruti kata-kataku…
Sambil menyirami tanaman hias itu, ingatanku melayang pada banyak hal yang telah terjadi selama ini. Dalam hidupku yang singkat ini. Aku teringat pada mantanku yang pertama, yang masi menetap di Jerman. Ah aku jadi teringat, kemaren khan tanggal sebelas bulan sebelas, jam sebelas lewat sebelas menit waktu Jerman dirayakan oleh orang sana sebagai mulainya musim kelima, musim karnaval. Ya orang-orang yang tinggal di sekitar sungai Rhein memang merayakan karnaval. Karnaval ini diakhiri pada hari senin terakhir sebelon hari rabu abu. Hari rabu abu sendiri adalah hari dimulainya empat puluh hari masa puasa orang katholik yang waktunya ditentukan oleh kitab perjanjian lama. Betapa menyenangkannya ikut merayakan karnaval seperti itu. Oh, betapa aku dulu ikut menikmati kemeriahan karnaval. Juga sejak akhir bulan November ini, warga kotaku akan memulai pasar malam natal. Wow, kenangan yang indah, karena tidak semua kota di Jerman punya pasar malam natal seperti di kotaku itu. Thank God, aku bole menikmatinya untuk beberapa kali, hehehe…
Lalu kuteringat pada mantanku kedua yang ada di Surabaya Barat. Tentang keindahan masa-masa kami berdua dan segala permasalahan yang timbul setelahnya. Kemudian aku teringat lagi pada seseorang yang sangat kusayang, dia bekerja kira-kira lima menit dari tempat tinggalku dan tinggal tidak jauh dari sini. Dan aku teringat kembali, kalo aku sempat curhat pada temanku Enjelin, dan dia mempertanyakan kenapa aku tidak pedekate lagi bila masi suka dan dia bertanya apakah ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Yah, Enjelin, andai kan kamu tau betapa ruwetnya masalah itu… mau apa lagi… akupun teringat pada komentar temanku Elly yang berpendapat bila aku kurang gigih dalam mengejar cewe. Yah, mungkin dia benar, biarpun sebenarnya tidak begitu, namun kadang aku hanya kalah sama keadaan saja… keadaan yang membuatku sedih, tanpa bisa berbuat apa-apa. Ya kadang aku sedih juga sih, aku baru saja mendownload fotonya yang terbaru dari friendster nya. Lumayan manis tuh mahkluk kecil. Akan pernahkah aku bisa dekat lagi denganmu?
Mengenang membuatku sedih, seteguk gin dan tonic water akan menyegarkan jiwaku. Demikian pikirku. Aku pun mulai membuka botol gin dan tonic water yang tadi kubeli dan sekarang sudah lumayan dingin untuk diminum dari kulkas bututku. Paling tidak nich lemari es masi berfungsi, walau kadang-kadang dia sudah menunjukkan tanda-tanda tidak mau bekerja sama. Kadang-kadang dia bisa mogok kerja dan membiarkan semuanya menjadi cair kembali dan menguji kesabaranku untuk tidak membuangnya. Padahal sih denger-dengernya tuh alat pendingin dibeli lima taon silam. Walau garansi sudah habis, namun konon kabarnya tidak pernah rewel. Tapi apa yang kuliat, tuh mesin ngadat melulu. Pasti deh tiap bulan sekali dia menunjukkan gejala-gejala sudah cape deh.. alias mogok kerja. Nah ya, biar aja deh, aku khan sudah tidak lama lagi disini…
Aku teringat tadi sore waktu aku belanja keperluanku, aku mendengar melalui corong pengeras suara si rambut kribo Kenny G memaenkan saxophone nya mengalunkan dengan lembutnya, lagu instrumental terkenal yang berjudul Forever in Love. Aha, aku pun segera ingat, aku punya MP3 bajakannya. Maka akupun langsung membuka koleksi MP3 ku dan mulai mencari dan segera memutarnya. Forever in Love, begitulah perasaan ku kini, dalam hati aku masi ingin merasakan mengenang cinta, cinta yang pernah kupunya dan kini telah pergi meninggalkanku. Cinta baru yang kubutuhkan namun tak pernah kutemukan. Cinta yang telah kuberikan padanya namun tidak disambutnya. Yah, begitulah hidupku.
Aku tau, aku tidak akan lama lagi ada di sini, taon depan aku sudah pergi, pergi untuk tidak kembali lagi. Kalo kata Ella Singer khan pergi untuk kembali, nah ini kebalikkannya. Ya, aku sudah menyerah, tujuanku tidak tercapai. Maka aku sudah memutuskan untuk segera angkat kakiku dari sini. Hanya dua temanku yang tau tentang rencanaku ini. Dua orang yang berarti dalam hidupku. Segera setelah reuni digelar, aku akan meninggalkan semua yang kumiliki. Menempuh hidupku yang baru, seperti dulu lagi, hidup penuh arti walau sendiri.
Kupandang sekali lagi foto dari kedua mantanku yang masi tergantung di bagian bawah magnetic pinboardku. Masi kuliat seulas senyum di wajah Emylia mantanku kedua di foto studionya. Masi terlihat senyuman manis dari mantan pertamaku Marlina di foto kami berlima di penghujung taon dua ribu lalu. Ya, mereka berdua sangat berarti dalam hidupku, karena mereka telah memberiku kekuatan dahsyat dan luar biasa untuk mengarungi hidupku yang berat. Sungguh tak terlukiskan, betapa aku dulu bangga punya mereka, bahagia berteman dengan mereka. Malam-malamku dulu memang tidak pernah sesepi sekarang ini. Tetapi dalam kesendirianku, aku juga menemukan kekuatan baru, kekuatan yang saat ini sedang berkembang dalam hatiku. Kekuatan untuk memulai petualangan lagi. Seperti hati seorang kapten kapal yang sedang menyiapkan dirinya untuk pergi berlayar kembali guna mengarungi samudera luas dengan segala tantangannya yang tak terduga, setelah dia pulang untuk beristirahat sejenak dari pelayaran panjangnya.
Malam inipun, aku berdoa kembali, kepada Tuhan satu-satunya harapanku, semoga dia memberiku jalan, jalan yang bagus untuk masa depanku, yang aku sendiripun saat ini tidak tau akan seperti apakah itu. Semoga dia kuatkan hatiku, untuk tega meninggalkan semuanya yang ada di sini. Malam ini terngiang kembali di telingaku, bujukan dari seorang teman yang dulu pernah kusuka, dia ingin aku ada di sini. Yah, tapi mungkin jalan kita berdua berbeda. Ingin aku bisa bicara lagi padanya, menatap wajahnya lagi, namun apakah aku punya keberanian untuk itu? Yang kutau, dulu lebih dari tujuh belas taon silam, akupun tak mampu memandang wajahnya sewaktu aku pamit padanya dan terutama disaat dia berkata padaku sambil memegang passportku, kalo dia tidak tega meliatku pergi. Oh, Tuhan, betapa beratnya penderitaan batinku. Aku kembali ini juga untuk melihatnya lagi, melihatnya lagi setelah hampir dua dekade berpisah. Hampir dua taon lamanya, aku mencari nya kembali, akhirnya aku menemukannya lagi. Malam itu akan kukenang selalu, sebagai malam reuni kita berdua. Walau kini dia telah bersuami dan mempunyai anak-anak yang sopan-sopan, namun aku akan mengenangnya sebagai orang yang baek, baek terhadapku, dulu dan sekarang. Biarlah dia tetap menjadi teman baekku yang kuhormati selalu, sampai akhir hayatku,
Aku teringat pada kisahku yang tertanggal 30 Mei 2007 ini, dalam terjemahan tembang Interlude itu ada tertulis: waktu itu seperti mimpi, dan sekarang adalah waktunya, dimana kamu adalah milikku. Lekas pegang mimpi kita erat-erat yang terasa dan berkilau bagaikan wine. Siapa yang tau jika ini kenyataan, atau sesuatu yang kita berdua impikan? Apa yang sekarang terlihat bagaikan waktu yang kosong, mungkin akan jadi awal dari kisah kasih. Mencintaimu adalah segalanya yang kubisa, lebih banyak dari yang bisa ditahan oleh perasaan di lubuk hatiku. Mencintaimu, membuat duniaku berubah. Mencintaimu membuatku tak bisa menjadi tua. Karena tidak seorangpun yang tau kapan kasih kita akan berakhir. Nantikanlah saat itu, temanku yang manis...
Spesial untuk seseorang yang kusayang, tak kuasa aku ungkapkan perasaanku padamu lagi. Aku hanya bisa curhat pada blog ku ini saja. Karena blog ku ini sabar dan mau mengerti aku. Mungkin saat ini kita tak berjodo, mungkin kita tak ditakdirkan untuk bersatu. Tapi percayalah, engkau pernah ada di hatiku, engkau pernah menghuni lubuk hatiku. Biarlah waktu yang akan menyembuhkan duka dihatiku, Tuhan melindungimu selalu...