Monday, November 18, 2013

Pemikiran di Balik Reuni Perak 2014

Saya sempat ditanya dengan berbagai pertanyaan seperti yang saya tulis di sini:

1. Kenapa saya mau repot (seperti orang yang tak punya pekerjaan lain) dan mengundang kembali teman-teman semua untuk berreuni di tahun ke 25 peringatan kelulusan kita di 2014 nanti? 
2. Bukannya kerja sebagai panitia itu artinya pengorbanan yang sangat besar buat keluarga saya dalam hal waktu, tenaga maupun biaya? 
3. Apa enaknya jadi panitia reuni yang sudah kerja keras namun tetap dicaci maki oleh peserta, dicari-cari cacatnya dan tidak pernah mendapatkan apresiasi yang cukup dari yang lain? 
4. Apa manfaatnya bagi saya menyenggarakan reuni kembali untuk semua yang tak tahu terima kasih kepada para pantia reuni yang sesungguhnya adalah para pahlawan tanpa tanda jasa itu (mereka semua bekerja tanpa digaji serupiahpun!)? 
5. Apa saya tidak kapok, setelah dipersulit penyenggaraan reuninya oleh beberapa orang seperti dalam hal pencarian dana  di tahun 2008? 
6. Apakah saya tidak mendengar adanya pertengkaran kecil dan perpecahan di kalangan teman-teman alumni dewasa ini?

Jawabannya atas itu mudah dan sekaligus susah: saya tidak tahu!

Yang saya tahu adalah, saya rela mengorbankan waktu dan tenaga saya yang sedikit ini, untuk membantu mengorganisir sedikit dan merumuskan reuni 2014 ini terutama untuk para alumni yang tahun 2008 lalu tidak bisa ikut oleh karena salah satu sebab dan juga untuk para alumni yang kala itu belum berhasil kita ketemukan dan terlebih lagi untuk teman-teman kita yang telah menaruh harapannya kepada saya dan tim saya untuk kembali merencanakan Reuni Perak 2014.

Menjelang acara reuni emas yang diselenggarakan panitia gabungan pada tanggal 13 Oktober 2014 yang lalu, acap kali saya mendengar celetukan dari alumni kita untuk melompati acara tersebut dan lebih berkonsentrasi ke acara Reuni Perak kita sendiri di tahun 2014 mendatang, yang katanya akan saya selenggarakan.

Hal ini saya dengar kembali ketika saya mencoba untuk mensosialisasikan acara tersebut kepada semua teman alumni kita. Dan dari hasil pembicaraan-pembicaraan seperti inilah yang membuat saya kembali bersemangat untuk memberikan yang terbaik dari saya untuk kepentingan kita semua.

Adapun saya golongkan pemikiran dari reuni ini sebagai berikut, dengan catatan bahwa semua pemikiran yang terdapat di sini bisa dilakukan apabila diadaptasi oleh panitianya. Karena tentunya ada kemungkinan beberapa teman lain membentuk kelompok sendiri dan menyusun panitianya sendiri yang tentunya nanti akan saya dukung sepenuh hati.

1. Dasar semangat untuk Reuni Perak 2014
2. Menjadi panitia reuni
3. Cara kerja panitia
4. Perihal penjadwalan
5. Konsep acara
6. Perihal pendanaan
7. Keistimewaan acara reuni kita

Saya sadar, pro dan kontra akan hadir setelah ini, terutama dari yang belum pernah mengalami susahnya menjadi panitia reuni 2008 yang lalu. Tetapi untuk saat ini saya tentukan seperti itu. Kembali kepada kalian nantinya, mau ikut memeriahkan reuni terakhir kita itu atau tidak. Tak akan ada yang memaksa.

Tentu saja ini adalah konsep awal dari Reuni Perak yang ingin saya kabarkan. Saya sadar bahwa aktif menjadi panitia bukanlah semudah dilihat yang lain dari luar. Bila ada penggemar bola di antara teman alumni, tentunya akan menyadari bahwa mudah sekali untuk komentator bola yang duduk di studio untuk membicarakan kesalahan pemain ataupun mengkritik pelatih yang sedang berjuang mati-matian di lapangan bola. Dan ingat tak ada seorang pemain maupun seorang pelatihpun yang bangga bila timnya kalah bertarung.

Demikian halnya dengan panitia kita yang bekerja keras siang dan malam mulai tahun 2007 sampai 2008 guna mencari keberadaan teman sesama alumni guna mewujudkan mimpi bersama, mempertemukan banyak teman alumni kembali, menghitung kondisi keuangan, memikirkan teman yang tidak mampu, sampai kepada santapan yang layak dan penyampaian informasi yang akurat ke telinga teman alumni semua. Pertanyaannya, cukupkah apa yang telah kita lakukan kala itu untuk mendukung kerja panitia kita?

Yang saya inginkan, semua dari kita mulai membicarakan perihal Reuni Perak 2014, sukarela menjadi panitia dan menyumbangkan ide masing-masing. Sebar luaskan berita gembira ini, tapi jangan sememble kita menyebarkan Kabar Gembira yang lain. Harus lebih semangat!

Karena kepastian dari keterlangsungan rencana Reuni Perak ini sangat bergantung kepada umpan balik dari teman alumni, apakah kita semua menginginkannya atau tidak. Mari kita nantikan perkembangannya.

Untuk Panitia Reuni Perak 2014,

Petrus Subandono
Mantan Koordinator Reuni Akbar 2008
------------------------------------------------------------------

1. Dasar Semangat untuk Reuni Perak 2014

Semangat saya dan rekan-rekan yang telah tergabung menjadi panitia adalah kesuksesan yang kita raih di tahun 2008 dan keinginan kita menjadi bagian dari kepanitiaan yang mendulang keberhasilan yang sama bahkan lebih di tahun 2014 nanti.

Bahkan saya menjadi senang bila ada yang mengatakan, kalau beliau bertemu dengan salah satu teman yang sudah almarhum terakhir kalinya di ajang reuni 2008 yang lalu. Tentu saja saya bukan senang karena teman kita itu sudah meninggalkan kita, namun kenyataan bahwa reuni 2008 itu telah memberikan kesempatan bagi kedua teman kita itu untuk saling bersua dan bertukar cerita, mungkin untuk kali yang terakhir.

Kita tak akan tahu apakah reuni 2014 yang akan datang akan menjadi ajang perpisahan kekal dari kita dengan teman kita tertentu? Atau ajang perpisahan saya dengan kalian semua? Hanya Tuhan yang tahu.

Yang jelas, mungkin kita ingat setelah reuni 2008 silam, kita telah kehilangan beberapa teman yang pergi meninggalkan kita terlebih dahulu. Saya sendiri senang telah menjadi bagian dari padanya.

Satu hal yang pasti di dunia yang fana ini adalah kenyataan bahwa kita semua akan mati. Yang jadi persoalan adalah tak seorangpun yang tahu kapan dia akan meninggal. Lebih sulit ditebak lagi, orang itu akan mati karena apa. Hidup seakan-akan hari ini adalah hari yang terakhir di dunia ini akan membuat kita menjadi orang yang rajin bersyukur. Bersyukur atas segalanya, setiap saat.

Maka dengan semangat itulah, saya mau mengumpulkan lebih banyak relawan yang mau ikut membantu mensukseskan acara Rauni Perak 2014 ini, yang pastinya akan menjadi reuni yang terakhir bersama saya. Ada yang minta pada saya untuk menyelenggarakan reuni kembali di tahun 2020 di saat kita semua berusia 50 tahun, namun saya tidak mengiyakannya. Karena hampir bisa dipastikan tidak akan terjadi melihat kondisi sekarang ini.

Walau saya sama sekali tidak keberatan kalau rencana reuni 2014 ini ditunda menjadi tahun 2020. Tapi yang jelas saya tidak bersedia menjadi pengurusnya kembali, mengingat meningkatnya kesibukkan saya pribadi dan usia saya yang memasuki usia senja.


2. Menjadi panitia reuni

Tapi mesti saya akui, dari pembicaraan-pembicaraan yang ada, sebagian besar anggota panitia Reuni Akbar 2008 yang lalu ogah mengorganisir reuni kembali. Saya maklum, karena bekerja menjadi panitia berarti pengorbanan yang luar biasa, terutama bagi yang sudah berkeluarga. Harap diingat, dahulu masih banyak anggota panitia yang belum berkeluarga, namun sekarang mereka sibuk mengurus istri/suami dan anak-anak mereka.

Saya ingat salah satu teman saya menyatakan bahwa "waktu sudah berubah", dulu dan sekarang berbeda. Walau seharusnya bukan waktu yang berbeda, karena waktu dari dulu sampai sekarang tetap saja 24 jam per hari. Namun kitalah yang berubah, kehidupan kitalah yang berubah. Dahulu mungkin kita lebih punya banyak waktu, dan sekarang waktu kita menjadi sempit karena kesibukan pribadi.

Dahulu yang tidak berkeluarga bisa meluangkan waktunya untuk mengurus reunian, maka sekarang di kala orang tersebut sudah berkeluarga, maka berkuranglah waktunya. Demikian juga bagi yang dulunya belum mempunyai anak, dan sekarang sudah, maka pastilah waktunya akan lebih dicurahkan kepada buah hatinya.

Tetapi tentunya ada yang sebaliknya, yang enam tahun yang lalu tengah mengandung anaknya, sekarang sudah lebih lega karena anaknya sudah menjelang besar dan tidak membutuhkan pengawasan yang intensif. Atau yang dulunya anaknya masih duduk di bangku sekolah, dan sekarang sudah mulai mandiri karena sudah menginjak masa remaja. Kehidupan kita sudah berbeda dan kesibukkan kita berubah dan ini mengarah kepada perbedaan ketersediaan waktu luang kita.

Saya sebenarnya juga mudah saja mengatakan, minta saja kepada yang lain yang belum pernah menjadi panitia untuk mengadakan reuni ini, atau minta saja kepada yang ingin reuni di tahun 2014 untuk menjadi panitianya. Untuk apa repot lagi? Kan saya dan tim saya waktu itu sudah menunaikan tugas mulia di tahun 2008 walau tidak mendapatkan apresiasi?

Salah seorang teman dari panitia reuni 2008 yang lalu mengatakan kepada saya, bahwa tanggung jawab terlaksananya Reuni Perak 2014 tidak semena-mena ada di pundak saya seorang, namun harus disosialisasikan bahwa tanggung jawab tersebut ada pada pundak setiap alumni kita. Karena acara seperi ini diselenggarakan untuk kepentingan semua alumni dan bukan kepentingan golongan tertentu.

Jujur saja, siapa yang tega membiarkan teman-teman yang lain bekerja sendiri untuk temu kangen mendatang? Yang jelas saya tidak. Karena itulah saya merasa saya adalah bagian dari alumni ini dan saya merasa wajib membantu sedikit agar semuanya bisa kembali bertemu di reuni yang akan datang. Dan yang pasti saya ingat pesan dari Beata Ibu Teresa yang mengatakan: "kamu lihat orang tua itu mati kelaparan disana? Itu bukan karena Tuhan murka kepadanya, namun karena orang-orang seperti kamu dan saya tidak peduli kepadanya."

Kabar gembiranya adalah kenyataan bahwa sebagian besar teman alumni telah kita raih dan gabungkan ke dalam Ikatan Alumni kita yang telah berdiri sejak tanggal 5 November 2007 lalu. Sehingga tugas mencari teman alumni bisa dibilang bukan sebagai tugas utama dari panitia kali ini.

3. Cara kerja panitia

Dengan tulisan ini saya mohon sekali lagi banyak dari kalian yang mau mendukung dan menjadi panitia Reuni Perak 2014 kita, mau bekerja demi sesama kita dan tanpa mengharapkan imbalan apapun juga. Jangan biarkan teman kalian bekerja jadi panitia sendiri, namun kita wajib mendukung panitia dengan menjadi panitia sendiri (lebih banyak lebih baik) maupun dengan membantu semampu kita. Saya tahu banyak dari kalian yang menunggu di rekrut menjadi panitia, maka mari kita bicara, hubungi saya atau silahkan membentuk grup kalian sendiri dan mulai mengkonsep acara reuni perak kita.

Cara kerja di kepanitiaan kita bila disamakan dengan panitia reuni 2008 adalah cara kerja per kelompok, kerja per bidang koordinasi. Sehingga tingkat keefektifannya lebih tinggi dan tingkat kesuksesannya dapat diperkirakan. Ingin tau caranya? Mari bergabung di kepanitiaan. Saya akan berusaha mengakomodasi setiap usulan dan ide dari anggota panitia.

Ingin menjadi koordinator reuni ini? Ingin mengambil alih penyelenggaraan Reuni Perak 2014 ini? Kenapa tidak, silahkan saja, saya mendukung! Mudah kok. Ayo dicoba saja.

Dengan 1 orang saja kita bisa mengadakan reuni, apalagi dengan banyak orang. Saya berharap ada banyak dari kita yang mau ikut ambil bagian di kepanitiaan, agar ada kenangan tersendiri di ingatan para panitianya di kemudian hari, karena kita tidak pernah tahu, usia kita sampai berapa dan kita tak akan pernah tahu apakah akan ada reuni-reuni besar lainnya di kemudian hari. Ini adalah kesempatan emas untuk mewujudkan reuni yang maha dahsyat yang pernah diselenggarakan oleh alumni SMAK Frateran. Ingat reuni kita tahun 2008 lalu adalah reuni tersukses yang pernah ada.

Untuk mengenang Reuni Akbar 2008 yang lalu dan mengerti apa yang terjadi dibalik layar, silahkan kunjungi website kita di www.frateran89.org dan simak artikel saya yang berjudul "Kenangan Reuni Akbar 2008" dan mungkin juga dengan begitu kita bisa punya gambaran tentang suka duka penyelenggaraan reuni dan sekaligus meningkatkan traffic di website tersebut, karena website tersebut ditujukan untuk membiayai dirinya sendiri (tidak gratis). Hubungi bapak Tono bila ingin informasi lebih lanjut.

Tidak tertutup kemungkin ada beberapa teman alumni yang berkumpul sendiri dan membentuk panitia sendiri dan memulai bekerja untuk itu. Tentu saja hal seperti ini akan diapresiasi oleh semua dari kita. Bahkan sangat diharapkan banyaknya bantuan dari teman alumni untuk memberikan konsepnya dan mulai bekerja untuk mencapai tujuannya. Karena pasti lebih mudah orang punya ide, namun tak mampu mewujudkannya.

Saya teringat seorang teman dari masa lalu yang mendatangi saya tahun 2007 lalu dan mengutarakan keinginannya untuk membuat reuni. Hal itu menjadi pertimbangan saya, namun ketika panitia reuni mulai dibentuk, teman yang bersangkutan menghilang dengan alasan sibuk dan sebagainya. Tentu saja bekerja sebagai panitia bukan paksaan untuk setiap orang, maklum saja, menjadi panitia artinya bekerja tanpa pamrih.


4. Perihal penjadwalan

Perihal penjadwalan Reuni Perak 2014, tentu saja jadwal pastinya belum ditentukan. Bila ada dari kalian yang mempunyai jadwal khusus, terutama yang berada di luar negeri, bisa menyampaikannya kepada saya peribadi melalui jalur komunikasi yang sudah diketahui secara luas.

Yang jelas kita tak akan bisa memenuhi keinginan hati setiap orang, namun kita akan menentukan jadwal yang bisa diterima oleh banyak orang, Kita yang berada di Surabaya tentunya lebih fleksibel dalam hal ini. Jadwal sementara memang Juni, dimana bulan itu bertepatan dengan awal libur sekolah bagi anak-anak yang masih bersekolah.

Pertimbangan lain dari penjadwalan ini adalah kenyataan bahwa di bulan Juli dan Agustus di negara barat sana itu bertepatan dengan jadwal cuti musim panas. Di liburan musim panas biasanya harga tiket melambung tinggi dan dikuatirkan akan dapat memberatkan alumni yang hendak datang mengikuti acara kita ini, mengingat reuni ini telah dijadwalkan sebagai reuni terakhir buat kita.

Bilamana ada usulan tertentu, ya pastilah akan dipertimbangkan lebih lanjut.

5. Konsep acara

Dan untuk mempermudah pengumpulan dana, perencanaan dan membuat acara lebih meriah, reuni Perak ini akan dikonsep  sebagai reuni mantan siswa/siswi beserta keluarga saja.

Untuk ini, saya juga sudah mencari nasehat juga dari angkatan yang lain. Walaupun rata-rata mereka tidak menganjurkan kita untuk menyelenggarakan reuni susulan, karena biasanya tidak akan seheboh reuni yang pertama. Atas dasar itu pula mereka rata-rata tidak berniat menyelenggarakan acara reuni lagi ke depannya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh panitia reuni dari angkatan yang lain yang telah berreuni kembali untuk ke dua kalinya, dan mereka mengkonsepnya hanya untuk sesama siswa. Hal ini menjadi menarik, karena bila hanya dikonsep sebagai reuni siswa/siswi saja maka suasana yang lebih akrab akan dapat tercipta. Tingkat kesusahan kali di reuni yang kita konsep kali ini adalah keberadaan keluarga dari alumni. Dan itulah yang akan membedakan Reuni Perak kita dengan reuni angkatan yang lain.

Harap diingat saja, Reuni Perak 2014 ini kemungkinan besar adalah ajang terakhir buat kita, hanya kita (yang pernah kira-kira tiga tahun lamanya mengunjungi tempat yang sama, bahkan duduk di ruang yang sama) untuk bertemu dengan banyak teman kembali di satu tempat yang sama untuk saling bertegur sapa sambil bertukar cerita. Setelahnya kita semua akan kembali ke kesibukkan kita kembali dan berbenah diri untuk bersiap menjalani akhir hidup kita dengan tenang.

Mungkin dari alumni ada ide-ide tertentu untuk pengisian acara. Tapi sedikit bocoran dari apa yang direbus oleh panitia sementara kita adalah konsep berreuni di sebuah rumah makan kecil di Surabaya (tempat agak terbatas untuk ini). Dengan hidangan sederhana yang halal (mengingat ada saudara kita yang muslim), prasmanan atau makan di meja masing-masing dan dengan hiburan dari alumni sendiri.

Ide untuk membentuk grup koor untuk menyanyikan beberapa lagu nostalgia juga sudah kami dapatkan. Ada usulan agar dibentuk beberapa grup koor baik yang diiringi musik maupun yang akapela (tanpa iringan musik). Ide menarik bila misalkan alumni yang berada di Jakarta dan Surabaya dapat menemukan grupnya masing-masing dan menyumbangkan suaranya di dalam acara ini.

Beberapa usulan lagupun sudah kami dapatkan, seperti misalnya lagu "Lilin-lilin Kecil", "Syukur", "Padamu Negeri" (sebagai ingatkan akan tugas kita untuk berada di grup paduan suara masal dalam perayaan tujuh belasan di gubernuran tahun 1988 silam, setelah berminggu-minggu berlatih di gedung Balai Pemuda), Himne Mardi Wiyata (kalau masih ada yang hafat not dan liriknya) dan bahkan ada yang ingin memperdengarkan himne Ikatan Alumni kita yang diciptakan oleh bapak Tagor tahun 2008 lalu namun tak sempat didengungkan di Reuni Akbar 2008.

Secara singkatnya, acara kali ini ingin kita konsep sebagai acara pesta kecil ulang tahunan menjelang usia 17 yang manis, di jaman dahulu. Dan pastinya kita akan ingat, bila dahulu kita pasti sering diundang oleh teman kita yang merayakan ulang tahunan ke 17 nya kala itu.

6. Perihal pendanaan

Bila kita telaah lebih dalam, dengan konsep seperti yang saya utarakan disini, reuni kita akan mudah untuk direncanakan dan tidak akan memakan banyak waktu. Bahkan kita juga tidak memerlukan banyak sumbangan dana, mengingat kebutuhan dana kita mungkin hanya diperuntukkan untuk membantu teman-teman kita yang sampai tahun 2014 ini tergolong tidak mampu, bila ada tentunya.

Alumni kita terkenal bukan hanya karena kita tergolong kompak, namun alumni kita juga tergolong solider dengan sesama teman yang tidak mempunyai banyak dana untuk pembiayaan acara seperti ini. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam acara reuni yang diselenggarakan oleh angkatan yang lain, sejauh yang saya tahu.

Adapun untuk diketahui, iuran reuni akan diusahakan sama dengan reuni 2008 yang lalu, walaupun rata-rata harga di pasaran sudah naik secara dramatis mengikuti perkembangan yang ada setelah kebijakan penghapusan sebagian subsidi bahan bakar minyak jenis tertentu yang telah diterapkan oleh pemerintah kita yang luar biasa profesional itu.

Memang saya dengar masih ada teman alumni yang keberatan membayar iuran reuni 2008 lalu. Walaupun beliau sebenarnya tergolong mampu secara ekomoni. Dan bahkan sudah saya tawarkan kepada beliau untuk mengambil tiket kaum duafa yang telah disiapkan panitia untuk teman-teman kita yang berkebutuhan khusus dan saya berjanji untuk tetap merahasiakannya sampai akhir hayat saya. Namun setelah saya jelaskan pemanfaatan biaya tersebut, beliau menjadi maklum.

Harap diingat, keinginan saya waktu itu adalah memberikan kesempatan kepada siapapun juga untuk dapat ikut serta di dalam reuni besar pertama dan janganlah biaya menjadi kendala utama karenanya. Hal ini juga adalah perintah mendasar utama bagi kita kaum beriman (terlepas apapun agama dan kepercayaan yang dianutnya) untuk lebih memperhatikan nasib sesamanya, terutama bagi yang kurang mampu.

Bila mana ada dana sedikit lagi kita akan dapat gunakan untuk penyediaan souvenir sederhana dan tentunya dokumentasi. Tentu saja bila ada dana sisa, kita bisa adakan kembali undian pintu masuk seperti tahun 2008 yang lalu. Itu saja.

Tidaklah benar bila tujuan penyelenggaraan reuni ini hanya untuk mengeruk keuntungan untuk panitianya. Saya jamin sekali lagi, bila ada yang berpendapat demikian, maka dia salah alamat. Saya sendiri harus mengeluarkan biaya yang besar dari kantong sendiri untuk mencari banyak teman alumni, dan biaya yang saya keluarkan untuk berkomunikasi dengan banyak teman alumni di tahun 2007 sampai 2008 lalu itu tidaklah kecil.

Mungkin banyak yang masih ingat ketika saya pribadi menelefon mereka maupun mengirimkan ribuan pesan singkat kepada banyak teman alumni untuk sekedar menginformasikan perkembangan terakhir. Sayapun sudah sering dengar keluhan mantan panitia 2008 lalu perihal besarnya biaya tagihan telefon mereka ketika itu. Ya itulah salah satu bentuk pengorbanan dari panitia 2008 lalu yang tidak diketahui oleh yang lain, karena kami tidak membicarakannya di depan umum. Dan saya tegaskan semua biaya itu ditanggung sendiri oleh para panitia kita.

7. Keistimewaan acara reuni kita

Sebenarnya masih ada banyak ide yang bagus selain dari pada ide sederhana di atas, seperti rekreasi bersama (maupun kelompok kecil) ke salah satu tujuan wisata istimewa di Jawa Timur ini atau seperti penyelenggaraan pesta kebun dan kembang api. Berbagai acara lomba keluarga sempat terpikirkan oleh kita juga, ada banyak yang bisa diselenggarakan bila kita mau.

Namun kembali lagi kita kepada kenyataan bahwa hal seperti ini hanya akan dapat diselenggarakan dengan kerja sama serta partisipasi dari alumni dan kerja keras dari panitia serta ketersediaan dana yang memadai. Maka mari kita lupakan sejenak ide seperti ini, walau ide bagus ini tentunya dapat diterapkan dan diorganisir oleh masing-masing alumni yang berminat.

Perencanaan reuni seperti ini tentunya menjawab pertanyaan akankah Reuni Perak kita akan menjadi reuni yang sama seperti reuni 2008 lalu. Ya, jelas kita tidak ingin terjadi pengulangan dalam penyelenggaraan reuni. Ini akan menjadikan setiap reuni menjadi istimewa dan tiada duanya.

Kita ingin setiap reuni memberikan kenangan khas yang membekas terutama bagi pesertanya dan semua yang terlibat di dalamnya. Jadi jelasnya, kita tidak akan menawarkan acara yang monoton dan pihak panitia dituntut untuk mengganti konsep kali ini menjadi, dari alumni dan hanya untuk alumni.

Ingat, jangan kita mengatakan, "untuk apa saya ikutan reuni lagi, kan saya sudah bertemu dengan semua yang lainnya di reuni 2008 yang lalu?". Sederhana kan ungkapan seperti ini? Tapi harap diingat, bila kita telah bertemu dengan banyak teman alumni yang lain dalam acara yang diprakarsai oleh panitia reuni 2008 yang saya bentuk dahulu, maka sudahlah menjadi kewajiban kita semua untuk memungkinkan teman alumni yang lain untuk dapat bertemu dengan temannya juga?

Panitia reuni 2008 telah mengorbankan segalanya agar banyak teman alumni dapat bertemu dengan sesama teman alumni, maka kita semua terutama yang telah mengambil manfaat dari adanya reuni tersebut, wajib berpartisipasi dalam hal apapun juga guna mewujudkan reuni yang berikut, bersama saya lagi.

Tentunya, bila ada kelompok tertentu yang tidak menghendaki keikutsertaan saya, oleh karena salah satu sebab, saya persilahkan saja membentuk panitianya sendiri. Dengan demikian saya juga senang tidak ikutan repot menjadi panitia. Tapi ingat juga, saya sendiri sebenarnya mau bekerja tanpa pamrih untuk kalian semua, tanpa terkecuali. Bagaimana dengan kalian?