Friday, August 8, 2008

Hidup Ini Singkat

Mood : merenung
Cuaca: berawan
Drink : air dingin penyejuk jiwa
Song : Menghapus Jejakmu dari Peterpan
Genre : lagu pop
Tanggal : 7 Agustus 2008

Dedikasi : Liem Ngeng Tjoe

Sore ini aku baca email yang mengabarkan kepergian seorang ibu dari temanku. Usianya sih sudah 70 taon dan meninggal karena kena kanker hati. Yah, bila dipikir semua dari kita akan mengalaminya.. cepat atau lambat...

Tapi selalu sedih sih, bila mendengar ada salah satu dari kita atau sanak saudara dari salah satu dari kita yang meninggal. Entah kenapa ya? Mungkin juga karena pasti ada begitu banyak kenangan yang tersisa di benak kita yang mengingat waktu- waktu dan masa-masa dimana dia ada di dunia bersama kita.

Mungkin dengan kepergian seseorang itu, segala rasa benci dan rindu akan sirna, aku tak tau. Tapi menurut adat istiadat di jerman, bila ada seseorang meninggal, maka kita tak elok bila membicarakan hal-hal yang buruk tentang nya. Bahkan juga bila yang bersangkutan meninggal karena bunuh diri.

Aku sendiri merasa perlu, menyebar luaskan berita duka seperti itu, tanpa menghiraukan berapa banyak pulsa yang kukorbankan untuk menelefon atau meng-SMS teman-teman dekat dari yang sedang kesusahan. Tanggapan orang berlaenan, banyak yang terus terang cuek saja. Jadi dianggap, oke aku sudah dengar dan kemudian tak berreaksi. Padahal, lebih etis bila kita tau, ada kenalan atau teman kita yang kesusahan, mestinya kita mau menunjukkan rasa simpati kita kepada yang ditinggalkannya.

Namun, ya kita khan hidup di alam yang penuh dengan ketidakpedulian, sehingga banyak juga yang bersikap tak peduli. Kadang aku mikir rada jahat. Tunggu saja waktumu akan tiba. Bila dikau yang kesusahan, aku pun takkan mau peduli dan kuharap semua yang laen takkan peduli denganmu.

Tapi semua itu kembali kepada setiap orangnya sendiri, bila dia merasa perlu untuk menyampaikan rasa ikut berduka cita, ya silakan, tapi bila tidak, juga terserah...hanya yang diatas yang tau..

Disini aku teringat pada petikan dari Alkitab dari kitab Mazmur, 27 di ayatnya yang kesepuluh: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambutku“ dan juga petikan dari Kitab Pengkotbah 3 di kedua ayatnya yang pertama yang berbunyi “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meniggal ...“

Karena Tuhan sudah menetapkan maka aku percaya itu adalah yang terbaik dan Dia akan memberikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk tabah menghadapi semuanya ini. Kiranya kenangan yang indah bersama nya akan menjadi kekuatan dan semangat yang baru untuk dapat memberikan kasih yang lebih lagi kepada orang-orang disekitar yang ditinggalkan saat ini, yang masih hidup. Amin

Walau kitapun sadar, tak ada yang kekal di dunia ini, dan semua akan berpulang pada waktunya, namun biar bagaimanapun juga kita semua adalah manusia yang lemah, yang bisa bersedih, bila kita ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi.

Semoga Tuhan melindungi dan menerima Mama dari Liem Ngeng Tjoe disininya dan menerima semua amal dan ibadahnya serta memberinya kehidupan yang kekal. Amin…

Semoga Tuhan melindungi dan mengasihi anggota keluarga dari Mama dari Ngeng Tjoe dan membimbing mereka, agar mereka tabah dan mampu menerima kenyataan ini. Amin.